NGAWI - Bertempat di Kantor BKKBN Jakarta pada Rabu 25 Januari 2023, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk ikut membantu program Pemerintah dalam rangka menurunkan angka Stunting di seluruh Indonesia.
Hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Kapolda Jatim Irjenpol Toni Harmanto dengan berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten yang ada di Jawa Timur, yakni terus berupaya menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di Provinsi Jawa Timur.
Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas.
Intervensi pada 1000 (seribu) Hari Pertama Kehidupan, sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun sebuah keharusan. Namun, upaya pencegahan dan penanganan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan, semata.
Perlunya peran dari semua pihak diantaranya Polri, Perguruan Tinggi, Media, dan Dunia Usaha juga turut andil. Penanganan Stunting haruslah holistik, integratif dan spasial (spesifik daerah).
Inovasi mempercepat pencegahan Stunting sejatinya harus diciptakan dan dikembangkan.
Salah satunya dengan program KRYD yaitu Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan melalui PENTUL MELIKAN yang artinya PENITIPAN ANAK ASUH STUNTING MELALUI ANGGOTA POLISI TURUNKAN PREVELENSI DI NGAWI
Program Pentul Melikan Polda Jatim di Polres Ngawi menunjukkan hasil sangat memuaskan, terbukti dengan menurunnya stunting yang sangat drastis, sebagaimana diungkap Kapolda Jatim.
“Ngawi berhasil menurunkan stunting, dari 27 ke angka kurang lebih 16 persen, ini juga penurunan yang sangat drastis sekali,” kata Kapolda Jatim Irjenpol Toni Hermanto
Kapolda Jatim mengapresiasi program pencegahan stunting berkat kolaborasi Polres dengan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Meski belum menggunakan platform aplikasi digital, namun stunting sudah berkurang. Hal ini karena pola penitipan anak asuh kepada Polisi yang menjadi Orang Tua Asuh Stunting.
Kapolres, Wakapolres, para Kabag, Kasat, Kapolsek dan Bhabinkamtibmas serta anggota Polres Ngawi sebanyak 250 personil telah menjadi orang tua asuh stunting.
Sebagai Pos Gizi yang mampu menurunkan angka stunting secara signifikan berada di TK Kemala Bhayangkari Cabang Ngawi.
Persoalan stunting menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030-2035.
Program pencegahan stunting perlu ditingkatkan untuk menciptakan anak muda yang berkualitas dan bisa berkompetisi di masa depan.
Polda Jatim telah memulai program pencegahan stunting yang dipelopori oleh Polres Ngawi pada Agustus 2022 lalu. Selain Ngawi , program pencegahan stunting juga akan dilaksanakan di Gresik, Surabaya, Sidoarjo dan Malang .
Kegiatan ini merupakan salah satu KRYD (Kegiatan Kepolisian Rutin Yang Ditingkatkan) untuk mewujudkan keamanan di bidang sosial dan kesehatan. Dalam hal ini, Polda Jatim bekerja sama dengan BKKBN Koordinator Bidang KB KR W. Ajeng Lukitowati, S.St, M.M., Tim Pakar yang berasal dari RSUD dr Soeroto Ngawi yakni dr. Sigit Darmadi, Sp.OG (Spesialis Kandungan), dr. Siswanto Basuki, M.Sc , Sp.A (Spesialis Anak), Reni Indrayanti, F, s. Gz (Ahli gizi), Nurhidayah Alfianita, M, Psi , (Psikolog) dan Kabid Dokkes Polda Jatim serta Karumkit Polda Jatim sebagai mitra pelaksana.
"Hingga tahun 2023, Polda Jatim bersama BKKBN rencananya akan mengintervensi 70 Posyandu di lima kabupaten/kota di Jatim," lanjutnya.
Khusus untuk Kabupaten Ngawi, Polres Ngawi bersama Pemkab Ngawi dan BKKBN Jatim telah melakukan intervensi pencegahan stunting di tiga desa yakni Desa Pangkur Kecamatan Pangkur, Desa Cepoko Kecamatan Ngrambe dan Desa Gerih Kecamatan Gerih.
Guna percepatan dan pencegahan stunting di wilayahnya, Bhabinkamtibmas melaksanakan pendampingan kegiatan percepatan dan pencegahan Stunting bertempat di masing-masing Desa, Kecamatan dan Kabupaten Ngawi.
Wakapolres Ngawi Kompol Haryanto mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah Sosialisasi Penanganan Stunting dan Pemberian gizi tambahan (PMT) berupa susu, vitamin dan biskuit. Tujuannya adalah mempercepat tumbuh kembang anak dari Stunting tersebut, sehingga terbentuknya generasi yang cerdas serta sehat dan menjadi harapan bangsa.
Lebih lanjut dikatakan, penentuan data stunting sangat diharuskan untuk mencegah terjadinya kelalaian dalam menangani gizi buruk pada balita usia dini.
"Dengan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, banyak orang tua tidak tahu, tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan anak," jelas Kompol Haryanto
Terakhir dikatakan Wakapolres Ngawi, bahwa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Polri dalam melakukan problem solving stunting di Ngawi dan akan terus meningkatkan kepedulian dan dukungan terhadap program-program pemerintah pusat hingga pemerintah daerah sesuai petunjuk Kapolda Jatim dan Kapolri.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian makanan tambahan bagi anak usia dibawah dua tahun atau baduta serta ibu hamil dengan kekurangan energi kronik.
"Pemberian makanan tambahan bagi Duta Pentul Melikan dilakukan selama 6 Bulan dan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya," lanjut Wakapolres Ngawi
Selain pemberian makanan tambahan, Polres Ngawi bersama Pemkab BKKBN Jatim dan Bhayangkari melakukan giat melakukan edukasi pencegahan stunting dengan melibatkan kader Posyandu, bidan desa dan PKK.
"Kampanye pencegahan stunting juga dilakukan ke sejumlah sekolah di Ngawi," jelas Wakapolres Ngawi Kompol Haryanto, S.H., S.I.K., M.H., selaku inisiator Koordinator Pentul Melikan
#PolresNgawiPresisi
#polisipenolongmasyarakat
#polisipenolongpresisi
#polresngawi